Novel
ini menceritakan tentang takdir dan cinta, kisah percintaan yang diam, namun
tokoh utamanya yakin bahwa apa yang dimimpikan terwujud lewat do’a dan berharap
akan takdir ajaib-Nya. Disetiap alur cerita novel ini begitu banyak hikmah yang
bisa kita ambil, sepahit apapun kita harus selalu bersyukur, belajar sabar dan
tabah akan cobaan sang pencipta untuk
umatnya. Tidak berburuk sangka kepada allah swt maupun sesama makhluk hidup
yang lain nya. Novel ini menceritakan seorang anak yatim ia bernama Ara Zalika
sebagai tokoh utamanya, sang ayah meninggal dunia. disaat Ara berusia 12 tahun,
sang ayah meninggal dikarenakan terjadi musibah gempa bumi. Sang ayah tidak
dapat menyelamatkan diri dikarenakan sedang mencari cincin pernikahan dengan
Ibu Ara Zalika, ayah Ara tidak sempat terselamatkan karena tubuh sang ayah
tertimpa bangunan rumahnya yang rubuh, diantara puing puing ara mencari ayahnya
seketika Ara terkejut karna hanya tangan ayahnya yang terlihat terlepas dari
tubuhnya, digengamanya ia memegang sebuah cincin permata yang sangat berarti
untuknya.
Ara
zalika itulah namanya, ayahnya memberikan nama itu supaya kelak menjadi
“perempuan dewasa yang terhormat, kini namanya membawa sang tokoh menghadapi
segala macam cobaan. Sekarang ia menjadi anak yang pintar di kampusnya, ia
memilih fakultas farmasi. Selain itu ara selalu diutus dari kampusnya untuk
mengikuti ajang kompetisi debat bahasa inggris, ia dijuluki duta fakultas karna
selalu diutus setiap tahun nya untuk mengharumkan fakultasnya. Kebahagiaan Ara
sirna karena mendapat kabar bahwa sahabatnya berkhianat, Sahabat Ara, Dwi Putri Pujalela, tempat
ia curhat, selalu mendukungku dengan Nanda. Ara diam-diam menyukai Nanda Oktaryal, mahasiswa sejurusan
yang jago futsal di kampusnya. Tapi yang terjadi sebaliknya, diam-daim Dwi
malah merebut Nanda dari Ara.
Di kemudian hari, hubungan
Dwi dan Nanda rusak. Nanda memutuskan Dwi dengan alasan mamanya tidak setuju
mereka pacaran. Nanda kena karma, ia kecelakaan, dan di rumah sakit, Mama Nanda
menelepon Ara agar datang menjenguk. Terang-terangan, Mama Nanda meminta Ara
agar mau dijodohkan dengan Nanda.Begitupun, dalam kondisi lemah tak berdaya,
Nanda memelas kepada Ara, bahwa Ara-lah cinta sejatinya dan meminta Ara kembali
kepadanya.Ara menolak permintaan Nanda. Ara menasihati Nanda agar ia insaf dan
tidak mempermainkan perasaan perempuan, terlebih lagi wanita shalihah tidak
akan pernah pacaran. Ara keluar dari rumah sakit.sementara di rumah sakit yang
lain adiknya, Fani koma, sebab menjadi korban kecelakaan saat ia berlari hendak
berangkat sekolah. Fani tidak bisa tertolonglagi ia akhirnya meninggal dunia,
karena terlambat ditangani dokter, sebab Ara dan ibunya tidak memiliki uang
cukup untuk membayar rumah sakit.Ara terpukul atas kematian adiknya. Harta
berharga hidupnya tinggal sang ibu. Dia berjanji akan membahagiakan sang ibu.
Saat pemilihan Presiden
Mahasiswa (Presma), Ara mengenal sosok Adizul Ilahi.Awalnya Ara menilai Uda Adi
sapaan Adizul Ilahi adalah seorang laki-laki yang cuek dan tidak respek
terhadap sesuatu. Di foto Ara melihat Uda Adi tidak tampan, tapi ketika
berhadapan dengan laki-laki itu, Ara diam-diam mengagumi ketampanannya.Ketika
suatu hari Ara terjebak hujan deras, seorang anak kecil berlari mendekat dan
memberikan payung berwarna biru kehitaman kepada Ara yang ternyata pemberian
Uda Adi. Ketika di sebuah masjid ada pengajian, Ara mengagumi bacaan Alquran
sang Ustadz yang tak lain adalah Uda Adi. Sebagai Presma Uda Adi juga
memperjuangkan turunnya uang kuliah di kampus sehingga sangat membantu mahasiswa
kurang mampu, dan itu membuat Ara bertambah kagum kepada Uda Adi. Namun, walau
begitu, tak ada dialog apa pun antara Ara dan Uda Adi. Kekaguman Ara adalah
kekaguman ketika seorang gadis berstatus mahasiswi melihat mahasiswa yang
memiliki banyak kelebihan dan ketertarikan rasanya ingin mengenal lebih dekat
dengan sosok pria idaman-nya itu.
Setelah tamat kuliah, Ara
mendapat beasiswa kuliah S2 di Australia, Ara bertemu kembali dengan Dwi dan
Nanda. Dwi dan Nanda telah menikah. Nanda yang suka “memberikan harapan palsu”
itu menjadi Ustadz favorit yang mempunyai banyak Jemaah di masjid canberra. Ia sadar
dan berubah setelah adiknya bunuh diri akibat kasus pemerkosaan dan ia hamil, karna
stress dan kesal akhirnya adiknya nanda mengakhiri hidup nya dengan meminum
racun. “ percayalah, segala tindakan kita akan berbalik kepada kita. cukup sang
pencipta yang memberikan hukuman kepada ciptaan nya.” ( karma pasti ada cepat
atau lambat ).
Ketika akan tamat kuliah
di australia, Ara menerima telepon dari ibunya. Sang ibu menginginkan Ara
pulang, sebab ada yang datang hendak melamarnya sebagai mantu. Ara tidak suka atas
perjodohan itu, sebab yang ia mohon dalam setiap doa, “ yallah, aku
menginginkannya aku memintanya dengan sungguh kepadamu bukan yang serupa atau
yang mirip atau yang sama persis aku meminta benar-benar lelaki itu”, jodohnya
adalah Uda Adi, seorang laki-laki hafiz Quran yang dulu pernah menjadi Presiden
Mahasiswa di kampusnya. Pak Ujang, sahabat almarhum ayahnya, pernah menelepon,
bahwa ada seorang laki-laki bernama Ferdi Fajar sering datang ke rumahnya
menanyakan Ara. Ara mengira, Ferdi Fajar yang tak lain adalah teman sekampusnya
dulu hendak melamarnya. Namun, Ara keliru, ketika ia pulang, keluarga yang
hendak meminang dirinya adalah keluarga Uda Adi, laki-laki yang ia impikan
selama ini. Atas takdir Tuhan, Ara dan Uda Adi menikah.
Isi buku ini hampir persis ma kisah cinta sahabat mimin, selama 12 tahun beliau merasakan cinta dalam diam, diam diam menyebutnya sang pujaan dalam doa,diam diam mencari tau kabar si dia, dan berharap kelak akan berjodoh ,tetapi tuhan berkehendak lain ternyata cowok selama ini di cintai dalam bukan jodohnya,si cowok telah menikah dan memiliki seorang anak,tetapi sahabat mimin yakin mungkin pria itu bukanlah yang terbaik buat dia,ato mungkin dia tidak pantas untuk si pria.
2 comments:
Saya mau baca sebenarnya,,,tetapi karena tulisannya terlalu kecil.. sy ndk sanggup membaca nya..
Jeng,, font nya diperbesar donkz supya lbh enak kalo mau baca
Oke zob
Post a Comment