Friday, July 21, 2017

Review Buku Kamu itu Subhanallah


Novel ini menceritakan tentang takdir dan cinta, kisah percintaan yang diam, namun tokoh utamanya yakin bahwa apa yang dimimpikan terwujud lewat do’a dan berharap akan takdir ajaib-Nya. Disetiap alur cerita novel ini begitu banyak hikmah yang bisa kita ambil, sepahit apapun kita harus selalu bersyukur, belajar sabar dan tabah akan cobaan  sang pencipta untuk umatnya. Tidak berburuk sangka kepada allah swt maupun sesama makhluk hidup yang lain nya. Novel ini menceritakan seorang anak yatim ia bernama Ara Zalika sebagai tokoh utamanya, sang ayah meninggal dunia. disaat Ara berusia 12 tahun, sang ayah meninggal dikarenakan terjadi musibah gempa bumi. Sang ayah tidak dapat menyelamatkan diri dikarenakan sedang mencari cincin pernikahan dengan Ibu Ara Zalika, ayah Ara tidak sempat terselamatkan karena tubuh sang ayah tertimpa bangunan rumahnya yang rubuh, diantara puing puing ara mencari ayahnya seketika Ara terkejut karna hanya tangan ayahnya yang terlihat terlepas dari tubuhnya, digengamanya ia memegang sebuah cincin permata yang sangat berarti untuknya.
Ara zalika itulah namanya, ayahnya memberikan nama itu supaya kelak menjadi “perempuan dewasa yang terhormat, kini namanya membawa sang tokoh menghadapi segala macam cobaan. Sekarang ia menjadi anak yang pintar di kampusnya, ia memilih fakultas farmasi. Selain itu ara selalu diutus dari kampusnya untuk mengikuti ajang kompetisi debat bahasa inggris, ia dijuluki duta fakultas karna selalu diutus setiap tahun nya untuk mengharumkan fakultasnya. Kebahagiaan Ara sirna karena mendapat kabar bahwa sahabatnya berkhianat, Sahabat Ara, Dwi Putri Pujalela, tempat ia curhat, selalu mendukungku dengan Nanda. Ara diam-diam  menyukai Nanda Oktaryal, mahasiswa sejurusan yang jago futsal di kampusnya. Tapi yang terjadi sebaliknya, diam-daim Dwi malah merebut Nanda dari Ara.

Di kemudian hari, hubungan Dwi dan Nanda rusak. Nanda memutuskan Dwi dengan alasan mamanya tidak setuju mereka pacaran. Nanda kena karma, ia kecelakaan, dan di rumah sakit, Mama Nanda menelepon Ara agar datang menjenguk. Terang-terangan, Mama Nanda meminta Ara agar mau dijodohkan dengan Nanda.Begitupun, dalam kondisi lemah tak berdaya, Nanda memelas kepada Ara, bahwa Ara-lah cinta sejatinya dan meminta Ara kembali kepadanya.Ara menolak permintaan Nanda. Ara menasihati Nanda agar ia insaf dan tidak mempermainkan perasaan perempuan, terlebih lagi wanita shalihah tidak akan pernah pacaran. Ara keluar dari rumah sakit.sementara di rumah sakit yang lain adiknya, Fani koma, sebab menjadi korban kecelakaan saat ia berlari hendak berangkat sekolah. Fani tidak bisa tertolonglagi ia akhirnya meninggal dunia, karena terlambat ditangani dokter, sebab Ara dan ibunya tidak memiliki uang cukup untuk membayar rumah sakit.Ara terpukul atas kematian adiknya. Harta berharga hidupnya tinggal sang ibu. Dia berjanji akan membahagiakan sang ibu.
Saat pemilihan Presiden Mahasiswa (Presma), Ara mengenal sosok Adizul Ilahi.Awalnya Ara menilai Uda Adi sapaan Adizul Ilahi adalah seorang laki-laki yang cuek dan tidak respek terhadap sesuatu. Di foto Ara melihat Uda Adi tidak tampan, tapi ketika berhadapan dengan laki-laki itu, Ara diam-diam mengagumi ketampanannya.Ketika suatu hari Ara terjebak hujan deras, seorang anak kecil berlari mendekat dan memberikan payung berwarna biru kehitaman kepada Ara yang ternyata pemberian Uda Adi. Ketika di sebuah masjid ada pengajian, Ara mengagumi bacaan Alquran sang Ustadz yang tak lain adalah Uda Adi. Sebagai Presma Uda Adi juga memperjuangkan turunnya uang kuliah di kampus sehingga sangat membantu mahasiswa kurang mampu, dan itu membuat Ara bertambah kagum kepada Uda Adi. Namun, walau begitu, tak ada dialog apa pun antara Ara dan Uda Adi. Kekaguman Ara adalah kekaguman ketika seorang gadis berstatus mahasiswi melihat mahasiswa yang memiliki banyak kelebihan dan ketertarikan rasanya ingin mengenal lebih dekat dengan sosok pria idaman-nya itu.

Setelah tamat kuliah, Ara mendapat beasiswa kuliah S2 di Australia, Ara bertemu kembali dengan Dwi dan Nanda. Dwi dan Nanda telah menikah. Nanda yang suka “memberikan harapan palsu” itu menjadi Ustadz favorit yang mempunyai banyak Jemaah di masjid canberra. Ia sadar dan berubah setelah adiknya bunuh diri akibat kasus pemerkosaan dan ia hamil, karna stress dan kesal akhirnya adiknya nanda mengakhiri hidup nya dengan meminum racun. “ percayalah, segala tindakan kita akan berbalik kepada kita. cukup sang pencipta yang memberikan hukuman kepada ciptaan nya.” ( karma pasti ada cepat atau lambat ).
Ketika akan tamat kuliah di australia, Ara menerima telepon dari ibunya. Sang ibu menginginkan Ara pulang, sebab ada yang datang hendak melamarnya sebagai mantu. Ara tidak suka atas perjodohan itu, sebab yang ia mohon dalam setiap doa, “ yallah, aku menginginkannya aku memintanya dengan sungguh kepadamu bukan yang serupa atau yang mirip atau yang sama persis aku meminta benar-benar lelaki itu”, jodohnya adalah Uda Adi, seorang laki-laki hafiz Quran yang dulu pernah menjadi Presiden Mahasiswa di kampusnya. Pak Ujang, sahabat almarhum ayahnya, pernah menelepon, bahwa ada seorang laki-laki bernama Ferdi Fajar sering datang ke rumahnya menanyakan Ara. Ara mengira, Ferdi Fajar yang tak lain adalah teman sekampusnya dulu hendak melamarnya. Namun, Ara keliru, ketika ia pulang, keluarga yang hendak meminang dirinya adalah keluarga Uda Adi, laki-laki yang ia impikan selama ini. Atas takdir Tuhan, Ara dan Uda Adi menikah.
Isi buku ini hampir persis ma kisah cinta sahabat mimin, selama 12 tahun beliau merasakan cinta dalam diam, diam diam menyebutnya sang pujaan dalam doa,diam diam mencari tau kabar si dia, dan berharap kelak akan berjodoh ,tetapi tuhan berkehendak lain ternyata cowok selama ini di cintai dalam bukan jodohnya,si cowok telah menikah dan memiliki seorang anak,tetapi sahabat mimin yakin mungkin pria itu bukanlah yang terbaik buat dia,ato mungkin dia tidak pantas untuk si pria.

2 comments:

Samaratul Qalbi said...

Saya mau baca sebenarnya,,,tetapi karena tulisannya terlalu kecil.. sy ndk sanggup membaca nya..
Jeng,, font nya diperbesar donkz supya lbh enak kalo mau baca

Irmawati said...

Oke zob