Tuesday, May 19, 2020

Ke Poli Gigi ketika pandemi


Bismillah....
Hari ini pengen cerita tentang pengalaman ke rumah sakit selama masa pandemi ini, sebenarnya takut sich ketika harus ke situ apalagi harus ke poli gigi yang rentan sama covid, tapi karena sudah tak sanggup lagi menahan sakit, beraniin saja lah. Sebelum pandemi setiap bulannya pasti ke dokter gigi untuk kontrol tapi di tempat prakteknya maklum saat ini aku lagi perawatan gigi alias make behel. dan sudah 3 bulan ini tidak konsul karena di prakteknya lagi ditutup untuk menghindari penyebaran covid. Dan karena kelamaan tidak konsul lah jadinya kawat nya bergeser terus melukai gusi aku dan akibatnya rasa sakit yg sudah tak bisa aku tahan lagi. Selain itu si dokter sudah saranin agar ke rumah sakit saja tempat dia bertugas asalkan tujuannya cuma itu saja bukan scalling,cabut gigi ataupun tambal gigi.

Tepat hari sabtu kemarin akhirnya aku izin ke kantor telat karena harus ke RS dulu, jam 8 aku aku tiba dan ternyata loket masih tutup jadilah harus menunggu kira-kira 45 menit. Mungkin efek bulan puasa dan covid para petugas RS telat. Dengan tetap memakai masker dan jaga jarak aku pun duduk di loket sambil menunggu no antrian ku, syukurlah hari ini no. antrian aku 1, jadi tidak harus menunggu lama andai saja saya di poli umum pasti sudah nomor urut 20...hiks hiks

Dan akhirnya akupun dipanggil oleh assistant sang dokter untuk masuk, dengan ramah sang dokter menyapa ku  tapi kali ini ada yang beda, jika sebelumnya aku menjabat tangannya, kali ini kami hanya saling lempar senyuman walaupun itu hanya terlihat dari mata dan intonasi suara, karena sang dokter memakai APD lengkap. "sudah lama??? betulah pertanyaan sang dokter..

Setelah semua persiapan sudah siap,akhirnya dokterpun mulai melakukan tugasnya. sambil sesekali berkata"ya allah panasnya dan ribet".. seketika aku melihat ke arah sang dokter betul saja APD yang ia gunakan sudah dipenuhi oleh keringat. astagfirullah ternyata beginilah penderitaan sang dokter ketika harus bekerja dimasa pandemi seperti ini, sedangkan kita masih saja keras kepala dan tak memedulihkan anjuran pemerintah, tak terbayangkan betapa sulitnya mereka para tenaga medis ketika harus bekerja dengan pakaian seperti sekarang.

Ketika sang dokter memperbaiki posisi kawat dan sekalian mengganti karet nya, sesekali aku jadi salting karena assistant sang dokter cowok terus masih muda mana dia memperhatikan ketika sang dokter mengerjakan gigi aku, dan sesekali aku melihat ke arahnya begitu pun dia..hehehehe..inilah alasannya kenapa saya tidak mau periksa ketika dokter atau perawatnya laki-laki..hiks hiks

No comments: