Thursday, September 19, 2019

Dan akhirnya ku beranikan diri untuk Taaruf


"Kapan nikah?? mungkin itu pertanyaan yang selama ini yang paling bosan aku dengar dan yang paling aku takutkan, bagaimana tidak setiap aku bertemu dengan teman, baik itu teman kantor,sekolah dan kuliah pasti yang ditanyain kapan nikahnya? dan setelah kelak kita nikah, pertanyaan selanjutnya kapan punya anak? dasar manusia selalu penasaran dan ingin tau kehidupan seseorang.

siapa si yang tidak mau menikah, apalagi diumur aku yang sudah 25 tahun ke atas,Namun, tidak mudah bagiku dalam memilih pasangan kehidupan.karena aku tak pernah berpengalaman dalam hal percintaan, dan aku memiliki prinsip tidak akan menjalin hubungan jika belum halal, selain itu aku tak pernah berani memulai sesuatu karena takut akan terluka,dan yang paling penting diantara semuanya karena aku dididik dilingkungan keluarga yang sedikit paham tentang agama,Hal itu membuatku ingin memilih seseorang yang bisa  menjadi imam sehingga kelak kami dapat membangun istana di surga,Maka, aku memutuskan tidak memilih jalur uji coba atau main api seperti melalui proses pacaran.

Sebelumnya aku pernah berharap pada seseorang dan aku terkena baper level tinggi, dia adalah teman KKN-ku, bagaimana tidak dia selalu membangunkanku untuk tahajud, dan ketika aku tak terbangun maka dia akan mengetuk pintu kamarku, dia tidak akan meninggalkan kamarku ketika aku belum terbangun, hampir setiap hari kami tahajud bersama, walaupun tak berjamaah, dia ruang tamu sedang aku di kamar, selain itu dia akan terus mengingatkanku untuk makan, dan akan membuat aku tersenyum ketika aku lagi badmood. pokoknya jika didekatnya aku tak pernah bersedih, dia selalu punya cara untuk membuatku tersenyum. ya dia adalah pria pertama yang membuat jantungku dag dig dug dan terjangkit baper, awalnya aku menyangka kelak dia akan menjadi jodohku, tapi ternyata tuhan berkata lain, dia hanyalah seseorang yang sekedar lewat dalam kehidupanku.

kini usiaku udah matang untuk menikah,tapi belum juga bertemu dengan pilihan tuhan, aku sudah berusaha untuk memantaskan diri namun hingga saat ini,tak ada satupun seorang ikhwan yang mendekat, mungkin karena niat aku sudah salah, ingin berubah hanya karena jodoh bukan karena tuhan, dan akupun tersadar, aku berusaha sekuat tenaga untuk mengosongkan hatiku dan menyerahkan semuanya kepada rabb. tak butuh waktu yang lama beberapa bulan kemudian pada suatu malam, seakan ada sebuah cahaya yang mulai menghampiri kehidupanku yang gelap ini, tiba-tiba hp ku berdering, oh ternyata dari teman SMA aku dulu, awalnya aku sempat kaget, karena entah sudah berapa tahun kami tak pernah komunikasi, hingga diapun mengutarakan niatnya, untuk mengenalkan ku dengan teman nya,.

Entah kenapa kali aku sangat percaya dan menyerahkan semuanya kepada sahabatku, bagaimanapun juga dia adalah seorang ustadzah, dan lebih paham tentang agama dan bisa membimbingku dalam proses taaruf. Bagi sebagian orang mungkin berpikir bahwa jalur tersebut sangat mudah mendapatkan pasangan karena dijodohkan. Namun realitasnya, jodoh memang Tuhan yang mengatur, siapa dan kapan bertemunya. Dalam kisahku, ternyata aku harus berproses taaruf dengan beberapa pria sholeh. Lantunan doa dan derai air mata dalam setiap sujudku. 

Hingga takdir memutuskanku untuk taaruf dengan salah seorang ikhwan yang berasal dari pinrang dan mengajar di salah satu pesantren makassar. sebut saja namanya fahri, yang usia nya setahun lebih tua dariku, dengan bismillah akhirnya pertemuan pertama itupun terjadi, ditemani oleh sahabatku kamipun bertemu, dipertemuan pertama aku tak banyak bicara, dan hanya bisa menundukkan pandangan, entah merasa canggung ato malu, yang pasti dari dia datang hingga pergi tak pernah sedikitpun mataku berani untuk menatapnya. jadi ketika kalian bertanya seperti apa wajahnya, maka aku tak bisa menjelaskannya. sejak pertemuan pertama itu, entah kenapa hatiku merasa yakin dan percaya jika dialah jodoh yang dikirimkan Allah buat aku,. 

Dengan mengumpulkan keberanian, akupun mencoba memberitahu  kedua orang tuaku, jika saat ini ada seorang ikhwan yang sedang taaruf dengan ku, pertanyaan pertama yang keluar dari mulut ibu ku "kerja dimana? kemudian aku pun mengatakan bahwa fahri hanya seorang honorer di salah satu pesantren di  makassar, dengan suara yang datar ibuku hanya berkata "oh" kemudian ayahku berkata "bagaimana dengan agamanya"??? dia bukanlah seorang ikhwan yang sudah tau banyak tentang agama karena dia juga baru belajar. kedua orang tuaku seakan tak setuju jika aku melanjutkan taaruf ini, menurut kedua ortu dan adekku, masih banyak pria sholeh yang lebih baik dari dia, dan lebih pantas dengan aku, aku hanya bisa menghela nafas dan berkata dalam hati " memangnya aku ini siapa? yang tak pantas buat fahri, memang aku sudah sholeha dan sudah punya ilmu yang banyak tentang agama sehingga aku pantas untuk seorang ustad ato seseorang yang sholeh????

Karena melihat respon dari keluarga,akhirnya aku berniat untuk tidak melanjutkan proses taaruf ini,bagaimanapun juga orang tua lebih penting, akhirnya aku menghubungi sahabatku unutk mengatur pertemuan kami yang kedua, pokoknya kali ini aku harus menyampaikan respon kedua ortuku, dan menyudahi nya. hingga hari yang ditentukan pun terjadi, aku bertemu kedua kalinya didepan kantor dan tetap kali ini ditemani oleh sahabatku, dan seperti biasa didepannya aku tak bisa berkata-kata, entah kenapa aku tak  sanggup mengatakannya, akhirnya akupun memutuskan untuk mengatakan bagaimana sifat aku yang sebenarnya, pemberontak, belum tau banyak ttg agama, aku hanya gadis yang berjilbab pasmina moderen, bukannya seorang muslimah yang berjilbab syar'i, tak pernah aku bayangkan jawaban fahri tentang sifat-sifat aku , dia hanya berkata "kita akan belajar agama bersama-sama, dan aku tak pernah keberatan dengan sifat aslinya,to tak melanggar agama".. seketika hati aku merasa tersentuh akan ucapannnya.

Waktupun terus berlalu tepat pada hari sabtu siang, dia mengabariku jika ingin datang ke rumah dan bertemu kedua orang tuaku, dan akhirnya akupun pulang ke kampung untuk menyambutnya,tepat pada hari ahad pukul 2 siang dia tiba dirumah dan berbicara langsung dengan kedua orang tuaku, fahri mengatakan jika dia memiliki niat yang baik untuk aku, 2 jam lamanya dia berbicara dengan kedua orang tuaku, dan ketika dia ingin pamit, diapun mencium kedua tangan ibu dan ayahku, ibarat seorang anak yang sedang pamit, seketika aku merasa tersentuh akan sikap tulusnya..

setelah pertemuan kami yang ke-3, aku dan dia sudah sering chattingan via whatsapp, dan sekarang entah kenapa aku semakin baper, sepertinya penyakit yang dulu kambuh lagi, pernah sekali dia chat aku dan berkata" udah shalat tahajud"??? aku hanya berkata "belum, sepertinya kamu tidak mendoakan aku agar bangun shalat tahajud"!! ya ampun kenapa aku bisa seperti ini.. sepertinya proses taaruf ini sudah menyimpang, inilah alasannya kenapa ketika taaruf kita tidak boleh saling tukar no,, tapi semuanya sudah terlanjur terjadi, semakin hari aku semakin tak mampu mengontrol perasaan ini, rasanya ada yang aneh ketika tak ada chat dari dia, walaupun itu hanya sebuah kiriman hadist dipagi hari ato hanya sekedar nanya udah shalat?... sepertinya aku sudah terbiasa dengan chattingan dia.

Dan saat ini aku sadar, aku tak boleh terlalu intens chattingan sama dia, bagaimnapun juga kami belum halal, dan hanya tuhan yang tau bagaimna ujung dari taaruf ini. aku memutuskan untuk berhenti terus menunggu kabarnya, kalaupun dia yang duluan chat, aku hanya menjawabnya seadanya. karena takutnya ketika aku terus melanjutkan kebiasaan ku, semakin sakit nantinya ketika kami tak berjodoh, yang aku tau pasti semua yang telah tuhan takdirkan untuk kita tidak akan pernah terlewatkan, dan yang pastinya suatu saat nanti aku pasti akan menikah walaupun entah dengan siapa dan kapan.



Note:
ini hanyalah kisah salah satu temanku yang terkhusus aku persembahkan untuk dia.maaf jika ada yang kurang dan sedikit melebihkan

4 comments:

Unknown said...

Tidak ad yg tdk mngkin....Tetap semngat pjuang cinta....

Irmawati said...

hahahhahhaa,,, insyaallah,

samaratulqalbi said...

eh,,cie cie,, hehehhe
langsung ka serasa nonton Ayat Ayat Cinta
Terus ada lagu nya "Maafkan bila ku tak sempurna, cinta ini tak mungkin ku cegah" hehehe
Nunggu ka next episodenya,, smoga berjodoh yak Aminn

Irmawati said...

aaminn,,semoga berjodoh ki,